3 Hal Yang Membuat Saya Meragukan Akan Ada Resesi

Amir Harjo
3 min readApr 16, 2023
Source: Annie Spratt on Unsplash

Tahun 2022 waktu itu belum juga berakhir. Salah satu bursa kripto terbesar di dunia bangkrut dan ternyata fraud. Amerika menaikkan suku bunganya, membuat dana-dana yang tadinya digunakan untuk hal-hal yang beresiko tersedot ke hal-hal yang lebih rendah resiko untuk menghasilkan pendapatan yang lebih stabil.

Perusahaan teknologi yang cukup percaya diri dengan kemampuan mereka untuk menghasilkan laba pada masa-masa Covid, tiba-tiba tidak mendapatkan momentum pada tahun 2022. Mereka kekurangan dana dan akhirnya, gelombang lay-off pun terjadi berkali-kali.

Banyak pakar ekonomi dadakan yang meramalkan ekonomi akan resesi dan kiamat tahun 2023. Termasuk juga di Indonesia. Tentu saja ini adalah pendapat yang pro dan kontra. Karena kalau melihat lini masa twitter dan media massa, masih banyak yang optimis bahwa tahun 2023 ini Indonesia akan tumbuh di atas 5%.

Saya sendiri, selaku bukan ekonom dan juga bukan ahli berpendapat bahwa tahun 2023 ini Indonesia tidak ada resesi. Ya benar, memang akan ada lay-off diperusahaan teknologi atau yang lain. Tapi itu masalahnya bukan resesi, tapi memang karena bisnisnya setelah sekian lama tidak juga bisa mendulang untung. Jadi wajar kalau ada penyesuaian.

Ada tiga hal yang menurut saya Indonesia masih baik-baik saja tahun ini.

#1. Jalan Ramai, Macet dan Truk Masih Berseliweran

Akhir tahun lalu saya dua kali berkendara menggunakan tol Trans Jawa dari Tangerang Selatan menuju ke Jawa Tengah. Selama perjalanan jalanan cukup padat dengan mobil biasa dan truk. Bahkan, pada akhir 2022, dalam satu hari kami menemui empat kecelakaan selama perjalanan ke Tegal.

Tentu saja, truk yang banyak melintas di tol Trans Jawa adalah truk yang sedang mengangkat barang-barang yang didistribusikan dari satu daerah ke daerah lain. Hal ini berarti kegiatan ekonomi berjalan dengan aktif. Masih ada kebutuhan dari masyarakat yang terus dipenuhi dan masyarakat masih mau membelanjakan uang.

#2. Mall Ramai dan Desak-Desakan

Beberapa waktu lalu memang, banyak mall yang diberitakan sepi. Misalnya mall semanggi. Akan tetapi bukan berarti ini menunjukkan resesi dan turunnya permintaan masyarakat. Pada kenyataanya, tahun 2023 ini akan ada 3 mall baru di Jakarta. Dan menurut pendapat ahli, mall-mall yang sepi itu terjadi karena konsepnya sudah tidak kekinian lagi. Apalagi mall semanggi yang letaknya cukup tidak enak diakses, jadi wajar kalau sepi.

Saya sendiri kadang-kadang jalan ke mall setelah pandemi dan melihat bahwa geliat mall mulai terlihat. Mall di daerah Bintaro seperti Bintaro Exchange dan Plaza Bintaro sudah cukup banyak dikunjungi tamu. Pondok Indah Mall, salah satu mall paling terkenal didaerah selatan bahkan sekarang rasanya level pengunjungnya sudah sama seperti sebelum Covid. Berdesak-desakan dan susah untuk berjalan cepat. Apalagi kalau melewati lorong jembatan yang menghubungkan PIM 1 dan PIM 2, maupun PIM 2 dan PIM 3.

#3. Tempat Makan Rame dan Antri Panjang

Mie Gac**n adalah salah satu mie yang sedang naik daun. Tiap weekend, cabang rumah makan ini yang ada di Tangerang Selatan selalu penuh. Bahkan, saking penuhnya, saya sudah tidak berminat untuk mencoba mie ini di hari akhir pekan.

Oleh karena itu, saya mencoba untuk mengunjungi pada hari kerja saat saya sedang cuti. Ternyata, pada hari kerjapun gerai ini masih antri panjang dengan pengunjung yang rata-rata berseragam SMA. Jangan ditanya pada saat bulan puasa, karena pernah suatu ketika saya sedang pulang jam 8 malam lebih dan ternyata antrian masih sangat panjang.

Mungkin saya terlalu lebay karena hanya menggunakan satu contoh warung makan yang ramai. Tidak begitu ferguso. Tempat makan lain misalnya food court di PIM 1 juga ramai dan susah mendapatkan kursi pada saat jam makan siang.

Warung-warung kaki lima di sekitar pasar modern Bintaro dan restoran-restoran juga cukup penuh pada saat buka bersama.

Jadi kalau ada yang berpendapat bahwa tahun 2023 akan terjadi resesi, saya tidak percaya. Saya masih optimis karena masyarakat Indonesia masih mau bekerja dan mengeluarkan uang untuk berbelanja.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Amir Harjo
Amir Harjo

Written by Amir Harjo

Hi, I am Amir Harjo. I like to read. I want to consistently write about things I am curious about. If you like my writing, please claps or comment.

No responses yet

Write a response