Golongan darah B lebih Berisiko Tertular Covid, Apakah Saya Harus Pasrah?
Sejak Mei 2022 ini, presiden Jokowi mengizinkan penduduk Indonesia untuk melepas masker di luar ruangan. Ini adalah buntut dari berbagai kabar baik yang sudah di tunggu-tunggu terkait penanganan Covid-19, termasuk bahwa sudah sangat banyak dari masyarakat Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin. Tercatat per Mei 2022, sudah 92% mendapat vaksin pertama, 71% mendapat vaksin kedua dan 6% sudah mendapatkan booster.
Saya dan keluarga termasuk yang beruntung karena masing-masing anggota keluarga setidaknya sudah mendapatkan dua kali vaksin. Saya dan istri saya bahkan sudah mendapatkan vaksin booster.
Tentu itu meningkatkan kepercayaan diri saya, karena selain booster, saya juga cukup berhati-hati dengan rajin mencuci tangan, selalu menggunakan masker dan kalau bisa bisa menghindari keramaian. Sayangnya, yang terakhir ini tidak bisa saya jalankan secara konsisten pada minggu-minggu terakhir.
Dikala orang lain mungkin sudah aman atau beberapa kali terkena Covid, akhir Mei 2022 ini pertama kalinya saya terkena Covid. Gejala sedang dengan kepala berdenyut keras dan badan demam tidak terlalu tinggi.
***
Pada bulan Maret 2022 lalu, situs Detik Health memberitakan suatu penelitian mengenai hubungan antara golongan darah dengan resiko terpapar Covid. Penelitian ini yang dipublikasikan ini menyoroti bahwa hubungan tersebut memang ada. Golongan darah B dan AB memiliki resiko paling tinggi dibandingkan dengan golongan darah lain. Sedangkan golongan darah O, adalah golongan darah yang memiliki resiko paling rendah.
Golongan darah saya B. Apakah berita tersebut membuat saya harus was-was? Saya sudah membayangkan bahwa menguap saja jangan-jangan saya bakal kena Covid. Atau jangan-jangan ketemu dan lempar senyum saja sudah kena Covid.
Separah itukan mempunyai golongan B? Tentunya agar kepanikan saya terhadap Covid menjadi proporsional saya pengen tahu juga prevalensi golongan darah saya terhadap covid, saya mengandalkan mesin pencari untuk mencari sumber asli artikel tersebut. Kalau melihat sekilas, artikel yang diterbitkan springer tersebut memiliki perhitungan yang cukup solid. Resiko lebih mudah atau tidak terpapar Covid dinyatakan dengan Odd Ratio ditambah informasi Confidence Interval dan nilai signifikansi.
Apa kesimpulannya? Golongan darah B memiliki 1.51x kemungkinan lebih besar untuk terpapar Covid. Kabar baiknya adalah, hubungan ini kuat untuk Covid dengan gejala ringan (1.57x) dan sedang (1.73x). Untuk gejala berat sendiri, golongan darah dan Covid tidak memiliki hubungan yang signifikan. Untuk golongan darah AB, kemungkinan untuk terpapar Covid adalah 1.88x.
Jadi apakah saya harus khawatir?
Memang kalau menghitung Odd Ratio, golongan darah B memiliki resiko 1.51 kali untuk lebih terpapar Covid-19 dibandingkan dengan golongan darah lain. Akan tetapi kalau melihat informasi mengenai positive rate, kita bisa lihat bahwa golongan darah B memiliki positive rate 4.95%, sedangkan golongan darah non-B memiliki positive rate 3.34%. Perbedaannya hanya 1.61%.
Yang kedua yang bisa menjadi bahan diskusi adalah data dari penelitian tersebut. Di bagian akhir penelitian sudah disebutkan bahwa ada beberapa hal yang membuat kesimpulan bisa menjadi bias (tidak konklusif). Yang pertama adalah sampel dari penelitian ini hanya dari orang-orang Arab yang terpapar Covid dari Mei sampai Agustus 2020. Manusia dari daerah lain kemungkinan besar memiliki proporsi jumlah golongan darah yang berbeda-beda.
Selain itu, ternyata penelitian ini memiliki hasil yang kontradiktif dengan penelitian lain, misal penelitian lain menyatakan bahwa golongan darah A memiliki resiko paling tinggi. Salah satu kemungkinan perbedaan ini adalah karena jumlah sampel yang cukup kecil untuk melakukan penelitian (373 orang yang terpapar Covid).
Jadi apa kesimpulannya? Kalau anda bukan golongan darah B, jangan terlalu senang dulu. Yang pertama, karena ternyata angka positive rate tidak berbeda jauh. Ini berarti meskipun golongan B lebih beresiko, tapi secara overall, angkanya tidak berbeda jauh. Yang kedua, penelitiannya belum konklusif. Masih ada faktor-faktor yang belum diketahui dan belum diteliti.
Pada akhirnya, yang membedakan antara orang yang terpapar Covid dengan yang tidak adalah ketaatan pada protokol kesehatan, selalu berhati-hati dan tentunya keberuntungan. Sudah kelihatan juga kan? Saya yang golongan darah B baru dapat Covid akhir-akhir ini setelah tidak terlalu konsisten mengikuti protokol kesehatan.