Kalau Audisi Ekspedisi Dandhy dan Farid Gaban dibuka Untuk Orang Paruh Baya, Sepertinya Saya Mau Daftar

Amir Harjo
4 min readFeb 8, 2022

--

Man and Scooter (Diambil dari Unsplash — credit: Alex Guillaume)

Akhir tahun lalu salah satu keponakan saya melakukan perjalanan yang bisa dianggap gila. Terutama di lingkungan keluargaku yang hidupnya santai dan tidak terlalu suka mengambil resiko. Keponakanku memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Magelang ke Lampung dengan mengendarai motor. Untuk menemui salah satu anggota keluarganya.

Mbak Yu ku memberitahuku via pesan singkat “M., itu si T. mosok mau motoran dari Magelang ke Lampung. Kan bahaya ya”

Orang tuaku dan orang tua keponakanku bilang “ Si T., kalau sudah keinginannya besar seperti itu, sudah susah dilarang”

Untunglah keponakanku selamat sampai Lampung. Baru lulus SMA dan memulai kuliah. Gejolak masa mudanya sedang beringas. Perjalanan hampir 1000 km itu ditempuh dengan menginap satu malam di Jakarta.

Melihat keponakanku yang berani motoran, saya jadi kangen masa muda. Pengen juga motoran jarak jauh geber-geber liat alam Indonesia dan mengabadikannya dalam catatan perjalanan. Sayang umurku sebentar lagi memasuki kepala 4.

“Mirip film Motorcycle Diary nih mas.” kataku pada kakakku ketika dia memperlihatkan catatan perjalanan anaknya dari Magelang ke Lampung. Memang perjalanan yang ditempuh keponakanku tidak sejauh yang ditempuh oleh Che Guevara selama perjalanannya di Amerika Selatan. Pun catatannya tidak sedalam itu. Tapi saya kira spirit masa mudanya untuk mencoba hal baru bisa disandingkan.

Minggu ini ranah twitter lagi-lagi rame. Tampaknya media sosial yang ini memang begitu. Sedikit-sedikit ada saja hal-hal yang netizen ributkan. Apalagi kalau hal ini menyangkut Social Justice Warrior yang cukup sering berdebat dengan banyak orang.

Dandhy Laksono (@Dandhy_Laksono) dan rekannya Farid Gaban (@faridgaban), mereka memutuskan untuk melakukan ekspedisi Indonesia baru tahun 2022 ini. Seperti ekspedisi sebelumnya tahun 2009 and 2014, mereka akan keliling Indonesia selama satu tahun sambil mendokumentasikan fenomena sosial yang ada di Indonesia.

Selama mereka melakukan perjalanan, banyak video dan catatan fenomena sosial yang berhasil mereka hasilkan. Dengan penceritaan dan video berkualitas tinggi, mereka berhasil mengangkat berbagai persoalan sosial menjadi sajian yang menjadi perbincangan jagat dunia maya.

Ternyata ekspedisi mereka motoran keliling Indonesia menarik banyak orang untuk ikut serta. Oleh karena itu, pada tahun ini mereka membuka “audisi” untuk mengikut sertakan masyarakat yang ingin turut serta andil dalam ekspedisi ini. Orang yang akan diikutkan dalam ekspedisi ini adalah anak muda yang paham dasar videografi, fotografi dan juga penulisan. Dalam keterangan audisi disebutkan para peserta bersedia untuk tidak mendapatkan imbalan/gaji, akan tetapi logistik dan akomodasi akan disediakan.

Geger-lah netizen. Banyak yang menyayangkan karena nanti peserta yang akan ikut audisi tidak akan digaji. Bahkan banyak yang mengandaikan bahwa ini adalah perbudakan modern. Tidak jauh berbeda dengan kasus Bupati Langkat yang mengkerangkeng manusia yang bekerja di kebun sawit miliknya. Netizen terbelah menjadi dua.

Dalam apologinya, Dandhy menjelaskan bahwa ini bukanlah lowongan pekerjaan. Ini adalah undangan bagi para netizen yang ingin berkarya bersama sambil berkeliling Indonesia. Apalagi kepemilikan konten adalah milik bersama.

Menurut saya, tidak ada yang salah dengan undangan yang dibuat oleh Dhandy dkk. Dia hanya mengakomodir keinginan netizen yang ingin ikut serta. Tentu saja dia tidak menyediakan gaji karena kegiatan ini semata ada kegiatan swadaya. Yang dia tawarkan adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk keliling Indonesia bagi para anak muda yang masih haus pengalaman.

Saya mengandaikan, kalau saya masih anak muda dan baru lulus kuliah, tentu akan saya akan ikut audisi. Banyak hal yang menurut saya sangat bermanfaat bagi anak muda untuk ikut ekspedisi ini.

Perjalanan membuat orang lebih terbuka. Terbuka oleh fenomena. Aktivitas tanpa pengalih pikiran seperti perjalanan pula biasanya membuat orang lebih banyak menyelami pikiran. Misalnya, ketika saya jenuh dengan pekerjaan, ketika saya melakukan perjalanan (jogging) selama setengah jam, tiba-tiba beberapa hal yang membebani pikiran jadi terbuka solusinya. Bagi anak muda, perjalanan satu tahun adalah perjalanan berdamai dengan batin, mencari pencerahan diri sambil menyelami lebih dalam fenomena yang ada di Indonesia.

Bukan hanya diri saja yang tercerahkan. Perjalanan ini juga akan ditemani oleh orang-orang LSM kawakan yang karyanya sudah menggaung di seluruh penjuru dunia. Saya kira mentoring dari punggawa ini akan membawa banyak manfaat yang keterampilannya bisa dibawa sampai masa yang lama. Juga pertemanan dengan mereka.

Didunia yang hiruk pikuk ini, banyak orang terjebak menjadi mesin konsumsi tanpa membuat sebuah karya yang dibanggakan. Kalaupun membuat karya, besar kemungkinan karya yang dibuat hilang di tengah hiruk pikuk konten yang membanjiri internet. Dua ekspedisi sebelumnya sudah membuktikan akan karya yang diapresiasi. Bergabung dengan tim ini memiliki probabilitas untuk membuat karya yang diapresiasi khalayak.

Perjalanan ini juga kemungkinan besar akan menjadi pengalaman sekali seumur hidup. Melakukan perjalanan seperti ini beresiko besar. Dibutuhkan faktor penarik (alasan) yang kuat untuk melakukan perjalanan seperti ini. Sekarang, ketika ada kesempatan untuk melakukan perjalanan dengan dengan orang berpengalaman, sayang kalau kesempatan ini dilewatkan.

Yang terakhir mungkin, bagi anak muda, ketinggalan satu atau dua tahun dalam pekerjaan (memulai pekerjaan di korporat) itu tidak terlalu besar perbedaanya dalam perkembangan karir. Toh, banyak hal yang mempengaruhi laju karir seseorang, sehingga ketinggalan setahun memulai tidak memiliki dampak yang signifikan.

Seandainya saya masih muda, saya tentu ingin ikut bergabung dengan ekspedisi ini. Apakah baiknya saya mendaftar saja sekarang? Tapi saya minta izin istri dulu ya.

[NOTE: Pernah dikirim ke Mojok dan tidak dimuat]

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Amir Harjo
Amir Harjo

Written by Amir Harjo

Hi, I am Amir Harjo. I like to read. I want to consistently write about things I am curious about. If you like my writing, please claps or comment.

No responses yet

Write a response