Tak Ada Salahnya Rektor Rangkap Jabatan

Amir Harjo
3 min readFeb 4, 2022
Ari Kuncoro — Rektor UI (Diambil dari Kompas)

Beberapa waktu lalu dunia twitter rusuh. Salah seorang rektor di perguruan tinggi ternama di negeri ini ketahuan melanggar statuta perguruan tinggi tersebut, yaitu rektor tidak boleh merangkap jabatan. Ternyata selain menjadi rektor, beliau juga menjadi komisaris salah satu bank BUMN besar negeri ini.

Beberapa waktu kemudian, netizen dihebohkan dengan berita bahwa statuta tersebut diubah aturannya. Walhasil pak rektor tidak lagi melanggar peraturan. Dia orang bersih dan berintegritas. Hasilnya? viral … aturan bisa diubah untuk mengakomodasi ego berkuasa pak rektor.

Rektor perguruan tinggi tersebut langsung melejit menjadi trending topic di twitter. Bukan hujatan yang keluar dari mulut netizen, tapi sindiran. Meme meme bertema semacam “Chuck Norris” pun langsung berseliweran. Misalnya tweet dari salah satu selebtwit “Rektor UI kalau (me)nerobos lampu merah, aturannya langsung diubah, lampu ijo jadi berhenti, merah jadi jalan”.

Tapi tunggu dulu. Sebelum kita menghujat dan melabeli pak rektor sebagai orang tamak dengan ego besar yang haus kekuasaan dan sejuta label-label buruk sangka yang lain, mungkin kita perlu juga menelusuri sisi lain dari masalah ini. Mungkin kita bisa menelusurinya dari sisi “personal energy”.

***

Pendekatan saya untuk menyelesaikan masalah terkait dengan banyaknya prioritas adalah dengan mencurahkan fokus saya ke satu metric utama: energi” Begitu kata Scott Adam, creator komik strip Dilbert yang sangat terkenal. Kutipan itu saya baca di bukunya berjudul “How to Fail at Almost Everything and Still Win Big”.

“Saya membuat pilihan yang memaksimalkan personal energy (energi personal) karena hal itu membuat saya mudah untuk mengatur prioritas yang lain” lanjutnya.

Memaksimal energi personal menurut dia adalah makan dengan benar, olahraga, menghindari stress yang berlebihan, tidur yang cukup dan lain-lain yang …. well… sudah jelas banget.

Tapi ada satu lagi tips dari dia untuk memaksimalkan energi personal ini, yaitu mempunyai sesuatu yang membuat … bangun tidur itu rasanya gampang banget. Apa itu? Ternyata salah satunya adalah dia mempunyai proyek sampingan.

Kenapa proyek sampingan bisa menambah energi? Karena dia yakin dan punya harapan bahwa satu atau dua proyek sampingan yang dia kerjakan akan set him free. Maksudnya tidak perlu kerja kantoran lagi dan bebas mengerjakan proyek lain yang dia suka.

Sebagai pekerja kantoran, saya mengamini Scott Adam. Bahkan kalau saya boleh menambahkan, memiliki proyek sampingan yang bisa menghasilkan uang ataupun kalau tidak, bisa dipublikasikan membuat karir sebagai karyawan lebih aman. Karena jadi mudah “jual diri”. Jadi kalau sewaktu-waktu shit happens, hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya perusahaan merugi dan tutup atau mengurangi jumlah karyawan, dapur tetap mengepul.

***

Melihat pak rektor rangkap jabatan inilah yang mengingatkan saya mengenai energi personal dan juga proyek pribadi. Beliau adalah orang sibuk dengan prioritas yang bermacam-macam. Di pundaknya lah dia menanggung beban untuk mengambil keputusan yang menentukan nasib bangsa ini di masa depan. Dia harus antusias, berenergi tinggi dan fokus.

Sebagai orang awam, kita tidak pernah tahu bagaimana pekerjaan rektor seperti apa. Apakah membosankan atau terlalu banyak aturan. Kan kita tidak tahu berapa banyak meeting yang harus beliau lakukan setiap hari. Bagaimana repotnya harus mengurus operasional sebuah universitas. Mengayomi semua pendidik dan peneliti agar produktif.

Kita tidak tahu, bisa saja beliau menghabiskan belasan jam sehari untuk bekerja. Sampai tidak sempat memeriksa sosial media dan shit posting di twitter. Jadi kalau beliau mengambil proyek sampingan yang membuat dia semangat untuk bangun pagi setiap pagi. Kenapa tidak?

Atau bisa saja memang hobi beliau adalah berorganisasi. Karena tentu saja bisa bergabung banyak organisasi dan memoles organisasi agar lebih ciamik kan merupakan sebuah kepuasan karir tersendiri. Toh, dia punya jabatan rektor tentunya karena pintar menahkodai organisasi dan menjadikannya produktif. Jadi kalau ada organisasi lain yang dia pengen poles, kenapa tidak?

Atau bisa saja beliau ingin punya banyak pilihan karir. Ingin punya beberapa proyek sampingan yang kalau salah satu pintu proyeknya tertutup, pintu yang lain tetap terbuka. Misalnya, karena harus berhenti di tengah jalan karena melanggar statuta. Eh?

[NOTE: Ini maksudnya artikel satire. Pernah dikirim ke Terminal Mojok tapi ditolak ]

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Amir Harjo
Amir Harjo

Written by Amir Harjo

Hi, I am Amir Harjo. I like to read. I want to consistently write about things I am curious about. If you like my writing, please claps or comment.

No responses yet

Write a response