Adakah Korelasi Jumlah Perusahaan Yang Masuk Daftar Forbes 2000 Dengan Pemerataan Kekayaan

Amir Harjo
3 min readJul 4, 2023

--

Salah seorang rekan saya memberikan pertanyaan dengan nada kaget dengan postingan saya sebelumnya mengenai jumlah perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes 2000. Dalam tulisan itu, saya mengatakan adanya korelasi kuat antara GDP suatu negara dengan jumlah perusahaan yang masuk dalam daftar Forbes 2000.

Sumber: Dari berbagai sumber dan Amir Harjo Analysis

Inti pertanyaan dia kira-kira seperti ini, “Apakah benar indikasi kekayaan negara masih relevan diukur dengan menggunakan GDP? Karena hasilnya bisa jadi bias kalau 90% kekayaan dikuasi oleh 1% warga negara.”

Terus terang, pertanyaan dan pernyataan tersebut menggelitik rasa ingin tahu saya. Dalam tulisan ini, tentu saja saya tidak bisa menjawab apakah GDP ukuran yang tepat untuk mengukur kekayaan sebuah negara. Yang akan saya jawab dalam tulisan ini adalah, apakah ada korelasi antara distribusi kekayaan dengan jumlah perusahaan yang masuk dalam daftar Forbes.

Bagaimana cara mengukur distribusi kekayaan? Yang akan saya gunakan untuk distribusi kekayaan adalah dengan menggunakan indeks koefisien Gini. Sebagai catatan, koefisien Gini mungkin juga bukan ukuran yang tepat, karena Gini sendiri pada dasarnya mengukur ketimpangan pendapatan, bukan kekayaan (wealth).

Indeks ini bernilai antara 0 sampai dengan 1. Jika indeks gini suatu negara adalah 0, berarti besar pendapatan tersebar merata, setiap penduduk memiliki pendapatan yang sama. Sedangkan indeks Gini 1 berarti sebaliknya, sebuah contoh ekstrim dimana hanya ada satu orang yang menguasai 100% pendapatan suatu negara.

Jadi apakah ada korelasi antara indeks Gini dengan jumlah perusahaan? Dengan melihat sekilas data antara koefisien Gini disetiap negara dengan jumlah perusahaan, tampaknya tidak ada korelasi sama sekali dengan jumlah perusahaan yang masuk dalam daftar Forbes. Amerika Serikat misalnya, memiliki koefisien Gini 41.4%, lebih buruk dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki koefisien Gini 38.2%, akan tetapi Amerika memiliki lebih dari 600 perusahaan yang masuk dalam daftar Forbes, sedangkan Indonesia hanya 8 perusahaan saja. Contoh lainnya lagi adalah Hong Kong, yang memiliki koefisien Gini sebesar 53.9% akan tetapi memiliki lebih dari 44 perusahaan yang masuk dalam daftar Forbes.

Untuk melihat lebih jelas apakah ada korelasi bisa diperhatikan pada plot di bawah ini. Disini tampak jelas bahwa lagi-lagi Amerika, Cina dan Jepang merupakan tiga negara outlier.

Sumber: Dari berbagai sumber dan Amir Harjo Analysis

Apakah dengan tidak memasukkan tiga negara outlier tersebut, hubungan antara Gini dengan pemerataan pendapatan menjadi lebih linear?

Sumber: Dari berbagai sumber dan Amir Harjo Analysis

Ternyata, dari chart sendiri, tidak ada hubungan yang jelas antara koefisien Gini dengan jumlah perusahaan.

Atau, analisa saya sebenarnya kurang tepat. Seharusnya ada interaksi antara GDP dan Gini dengan jumlah perusahaan yang masuk dalam daftar Forbes 2000. Dengan menggunakan analisa regresi, saya mengukur pengaruh GDP dan Gini terhadap jumlah perusahaan yang masuk dalam daftar Forbes 2000.

Sumber: Amir Harjo Analysis

Tampak disini bahwa koefisien Gini tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah perusahaan karena memiliki p-value 0.714, jauh dari nilai 0.05.

Apa kesimpulannya? Jumlah perusahaan yang masuk dalam Forbes 2000 disetiap negara masih tergantung dengan GDP. Hal ini masuk akal karena semakin besar ekonomi suatu negara, maka nilai transaksi akan semakin besar yang menyebabkan pendapatan perusahaan yang ada di negara tersebut juga besar.

Distribusi pendapatan dan pengaruhnya terhadap jumlah perusahan yang masuk dalam daftar Forbes 2000 sebenarnya adalah hipotesis yang menarik. Bayangkan seperti ini, kalau misalnya distribusi pendapatan cukup merata dalam suatu negara, maka lapisan masyarakat yang mau dan mampu untuk membelanjakan uangnya makin banyak, dengan demikian pendapatan dari perusahaan akan semakin meningkat dan perusahaan semakin besar.

Akan tetapi, dari analisa sederhana ini, ternyata tidak ada korelasi yang signifikan antara distribusi kekayaan dengan jumlah perusahaan yang masuk dalam daftar Forbes 2000.

Note: Script R bisa dilihat di [sini]

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Amir Harjo
Amir Harjo

Written by Amir Harjo

Hi, I am Amir Harjo. I like to read. I want to consistently write about things I am curious about. If you like my writing, please claps or comment.

No responses yet

Write a response